Ada mbah dukun (2)ARTIKEL
Nov 09, 2007 06:21 oleh Admin
Ketika anda memasuki daerah baru, kemudian melewati suatu jalan dengan pohon besar dan rimbun di pinggir jalan, anda tentu merasa biasa saja. Anda lewat begitu saja. Begitu sampai di ujung jalan, penduduk di situ bilang, "Aduh neng, ati-ati lewat situ, terutama yang pohonnya paling besar, banyak penunggunya .. angker ...wujudnya wanita berambut panjang .. ". Sorenya anda harus melewati jalan itu berjalan kaki. Bagaimana perasaan anda sekarang ? Mulai deg-degan. Leher merinding.
Sampai di ujung jalan, lagi-lagi penduduk setempat mengatakan : "Wah neng ... banyak baca-baca ya kalau lewat pohon paling besar itu .. banyak yang kesurupan ..". Esok harinya, pas magrib, anda harus melewati jalan itu lagi. Anda akan mempercepat langkah sambil mata melihat ke depan. Begitu seterusnya, penduduk setempat menceritakan keangkeran pohon besar itu. Kalau anda orang yang sangat sugestible, suatu ketika anda fokus sekali pada apa yang ada di pikiran anda saat itu, anda bisa mengalami positive visual - auditorial hallucination. Anda 'seperti' melihat wanita berambut panjang sedang 'nongkrong' di atas pohon sambil tertawa, 'hihihihihihihi.....'.
Inilah proses anda tersugesti. Pikiran bawah sadar yang menguasai 88% kita, atau efeknya hampir 9x lebih kuat, tidak mengenal realitas atau sekadar imajinasi. Bayangan yang diulang-ulang -- apalagi pas keadaan fokus -- akan cepat masuk ke pikiran bawah sadar dan dianggap sebagai kenyataan oleh pikiran. Repetisi adalah salah satu cara pemrograman pikiran bawah sadar. Ketika imajinasi anda tentang penunggu tadi diulang-ulang pada saat anda fokus memikirkannya (takut), bayangan tadi di pikiran anda menjadi seperti nyata. Apalagi anda percaya. Jadi yang anda lihat itu adalah yang ada di pikiran anda, bukan 'wujud' mahluk halus itu yang sesungguhnya.
Kok begitu ? Coba saja sebutkan macam-macam hantu ! Mungkin anda menyebut : kuntilanak, gendruwo, kalong wewe, pocong, tuyul, wewe-gombel, kolor ijo. Bisa menggambarkan bentuknya ? Tentu saja. Saya tebak anda menggambarkan wujudnya berdasarkan apa yang ditampakkan di sinetron, acara Pemburu Hantu, komik, dsb. Itu di Jawa. Coba anda ke Bali, adakah pocong ? Setan 'pribumi' mereka adalah Leak. Wujudnya ? Berbeda dengan pocong. Kalau anda ke Amrik, ada gendruwo ? Yang ada Dracula, Frankenstein, Casper, Vampire. Oh ya, Vampire Amrik sama Vampire Cina sama tidak ? ... Beda !. Vampir Cina jalannya lompat-lompat. Jadi penampakan dan penggambaran setan sangat tergantung dari 'memory files' atau 'perpustakaan memori' masyarakat setempat atau seseorang.
Bukti lainnya, kenapa ya di Indonesia kalau orang kesurupan biasanya jadi macan, monyet, Mbah Suro, dan sebangsanya ? Kok tidak pernah saya dengar ada yang kesurupan Michael Jackson (menari dengan teriakan khasnya : hihiii ..) atau Marlyn Monroe (suka angkat-angkat rok). Mau tahu rasanya kesurupan ? Coba anda tutup mata, bikin seluruh tubuh anda rileks. Lalu bayangkan anda berada di bawah pohon pepaya, lalu anda goyang-goyang keras pohon itu, lalu semut-semut yang ada di pohon itu jatuh ke kepala dan bahu anda, lalu mulai masuk ke baju anda menggeremeti badan anda. Bagaimana rasanya ? Itulah kesurupan atau kerasukan.
Sugesti cepat masuk kalau anda fokus. Nah, fokus konsentrasi tunggal inilah yang dalam hypnosis disebut trance. Dalam istilah traditional hypnosis disebut kesurupan atau kerasukan. Dalam istilah Islam disebut khusyu'. Jadi trance, khusyu, kesurupan, kerasukan, itu sami mawon. Sugesti tentu 'mengkonstruksi' pikiran. Pikiran menentukan perasaan. Perasaan mendorong perbuatan/tindakan. Tindakan menentukan hasil. Jadi, kalau mau hasil positif, pikiran harus positif, sugesti juga harus positif. Kalau mau hasil negatif, masukkan saja sugesti negatif. Misalnya, ah, aku ini kan orang miskin, bukan S1, mana mungkin aku sukses .... Insya Allah anda miskin terus...