Jilbab untuk apa ?ARTIKEL
Jun 22, 2008 01:10 oleh Admin
Di halaman parkir pasar modern BSD saya membaca koran sambil menunggu ibu saya belanja. Sebuah mobil merah melintas perlahan, dan persis di depan mobil saya, jendela belakang terbuka, dan .. plukkk ... sebuah tissue dilempar ke jalan oleh seorang wanita berjilbab yang menumpang di dalam mobil itu.
"Lho ... kok buang sampah sembarangan sih ?", gumam saya dalam hati sambil memandangi wajah wanita itu dengan harapan ia juga melihat ke arah saya. Tapi ternyata tidak.
---
Memasuki sebuah mall besar di Jakarta Selatan, setelah parkir saya berjalan menyusuri teras gedung menuju pintu masuk. Berjalan di depan saya sepasang ABG. Dari gayanya, sulit untuk menghindari dugaan mereka masih SMP atau mentok-mentok SMA. Saya tahu dari gaya mereka dan isi pembicaraan mereka. Saya juga berhasil mengintip tidak ada satupun cincin melekat di jemari mereka. Mereka berpegangan tangan dan sesekali sang lelaki mendekap tubuh sang perempuan itu dengan tangan melingkar di pinggang sang perempuan. Sesekali juga kepala perempuan itu disandarkan di bahu sang lelaki. Mesra sekali. Saya tahu saya sedang berprasangka bahwa mereka masih pacaran, belum menikah. Sang perempuan memakai jilbab.
---
Kelompok ini terkenal dengan komentar-komentar yang pedas. Orang-orang menyebutnya biang gosip. Kalau saya berdekatan dengan kelompok ini dan terlibat pembicaraan di dalamnya, isinya adalah membicarakan kekurangan teman-teman, dosen-dosen, senior-senior, karyawan kampus, bahkan pacar masing-masing. Ekspresinya sangat kentara kalau sedang sinis. Pernah Sang dedengkot kelompok ini protes kepada saya karena meminjamkan buku catatan kepada kelompok lain yang sudah lama saling tidak suka dengan kelompok ini. Saya dianggap tidak 'solider' dengan kelompok ini. Si dedengkot ini memang suka mengatur orang sana-sini, seperti boss. Dedengkot kelompok ini memakai jilbab.
---
Di sebuah mall, sebuah godaan keras datang. Seorang perempuan berparas sedang-sedang saja melintas. Ia mengenakan kaos berlengan panjang ketat berwarna putih, dimasukkan ke celana panjang. Celana panjangnya terbuat dari bahan yang tipis (tapi bukan stoking), berwarna krem. Tentu pakaian dalamnya tampak samar-samar. Bagian belakang tubuh perempuan yang aduhai ini jelas tampak lekukannya. Dia mengenakan jilbab berwarna krem berbahan kaos juga.
---
Seorang perempuan berjilbab kecewa. Ia marah kepada suaminya yang dianggapnya kurang memperhatikan dirinya. Ia menyebutkan sebuah nama hewan yang ditujukan kepada suaminya. Ia kemudian menuntut cerai. Setelah bercerai, ia dendam sekali kepada suaminya. Sekarang ia sering sekali mengeluh soal anak-anak, urusan rumah tangga, urusan pekerjaan, urusan jodoh lagi yang belum kunjung datang. Ia mengeluh. Ia menyalahkan suaminya atas semua penderitaannya ini. Ia masih mengenakan jilbabnya.
---
Beberapa tahun lalu seorang wanita berjilbab datang kepada saya karena dianggap bisa membantu persoalan yang sedang membelitnya. Ia bercerita, dirinya hamil. Ia belum menikah.
---
........................ ***