Kalau mau benar-benar menatap ke depanARTIKEL

Dec 17, 2007 11:24 oleh Admin

Sahabat saya, Ana Mustamin, menulis di situsnya (http://www.ryanamustamin.com) soal kegundahan yang sedang dialami kawan-kawan di Bumiputera. Pemilihan direksi baru oleh Sidang Luar Biasa Badan Perwakilan Anggota (semacam RUPS di PT) menelurkan berita mengejutkan. Dua dari enam anggota direksi berasal dari 'luar'. Selama ini yang menjadi direksi berasal dari dalam yang bertahun-tahun berpeluh dan berjuang menunjukkan dedikasi dan loyalitasnya. Beberapa hari yang lalu saya juga mendapat sms yang sama. Isinya 'Kenapa kok jadinya seperti ini? Mau dibawa kemana perusahaan kita? Kenapa kita kok diam aja?'.

Saya paham dengan kegundahan ini, karena saya termasuk di dalamnya. Ada yang melihat indikasi orang luar itu 'bawaan' salah seorang anggota BPA. Ada kekhawatiran lima tahun lagi, bisa-bisa seluruh anggota direksi berasal dari orang luar. Apa yang salah ? .. Secara hukum dan organisasi tidak ada yang salah, karena di dalam Anggaran Dasar termuat bahwa direksi diutamakan dari karyawan, bukan harus berasal dari karyawan. Itu adalah kewenangan Sidang Luar Biasa BPA untuk memutuskan.

Karena keputusan sudah diambil, maka tidak lagi berguna kalau kita bertanya 'kenapa', sebab tidak mengubah apapun. Waktu kita bisa terkuras untuk saling menyalahkan. Lebih bermanfaat kalau kita tanya 'bagaimana'. Ada banyak pilihan pertanyaan dengan menggunakan kata 'bagaimana'. Kalau mau cari ribut, bisa memulai dengan 'bagaimana agar orang luar itu terdepak ?'. Tapi kalau mau damai, pertanyaannya menjadi 'bagaimana agar orang luar itu bisa kompak dengan orang dalam?. Lalu 'bagaimana agar tim dari luar bisa bermanfaat secara maksimal untuk kepentingan Perusahaan ?'. Bisa juga 'Bagaimana supaya tim direksi bekerja benar untuk kepentingan Perusahaan ?'. Lantas bisa lanjut ''bagaimana agar lima tahun lagi seluruh anggota direksi kembali dari orang dalam ?'.

Kalau pertanyaan terakhir itu yang ada di kepala kita, maka solusi kreatif akan berseliweran di sekitar kita. Mulai dari bagaimana agar seluruh kader-kader yang ada membuka mata dan pikiran akan pentingnya belajar dan mengembangkan diri secara proaktif, lalu bekerja dengan profesional agar 'dunia luar' melihat kepiawaian kita mengoperasikan dan mendorong kecepatan kinerja Perusahaan, sampai akhirnya muncul kandidat-kandidat pemimpin yang unggul dengan kemampuan di atas rata-rata. "Seng ada lawan", orang Ambon bilang.

Siapa bilang tidak ada lawan ? ... Ada sih, yaitu politik uang. Nah, berarti bisa dilanjut pertanyaannya dengan 'bagaimana agar dalam pemilihan direksi lima tahun mendatang bebas politik uang ?". Dengan pertanyaan tadi bisa jadi akan muncul sistem dan 'kekuatan' lain yang mengontrol perusahaan agar terbebas politik uang yang mungkin saja terjadi di setiap pemilihan pemimpin apapun.

Jadi yang tanya 'kenapa' tadi salah dong? Ya nggak, itu kan membuat kita jadi jeda sebentar untuk introspeksi. Kalau mau melangkah ke depan, pertanyaannya bukan itu lagi. Lagipula kalau tidak ada pertanyaan seperti itu mana ada tulisan ini...***