Keyakinan Di Atas KebenaranARTIKEL
Nov 12, 2015 04:45 oleh Admin
Jika anda seorang Muslim lalu disodorkan semur daging sebagai lauk makan siang, lantas di tengah anda mengunyah daging itu, orang yang menyajikan berkata, “Silakan kalau mau nambah daging anjing ini, enak lho”, apa respon anda? Meskipun sesungguhnya daging itu adalah daging sapi, tetapi begitu pikiran anda percaya bahwa daging itu adalah daging anjing, kemungkinan besar anda segera membuang daging yang ada di mulut anda. Beberapa dari anda mungkin saja merasa mual.
Sebaliknya, jika sebenarnya daging yang anda makan itu sebenarnya daging anjing atau tikus, tapi tidak ada orang yang memberitahu kebenarannya, dan anda tetap mengira lauk yang anda makan itu daging sapi, mungkin sampai anda selesai makan tidak terjadi reaksi apapun. Tidak peduli tentang kebenaran sesungguhnya, jika pikiran anda mempercayai dan meyakininya, maka respon-respon dan tindakan anda selalu sama dan sebangun dengan apa yang anda yakini, dan hasilnya juga selaras dengan dari apa yang anda lakukan dan tidak anda lakukan. yang berasal dari keyakinan anda tadi. Itulah kekuatan keyakinan.
Keyakinan bersemayam di bawah sadar. Keyakinan adalah segala bentuk pikiran baik dari diri sendiri maupun orang lain yang anda setujui dan kepadanya dikatakan ‘YA!’. Keyakinan yang direpetisi, masuk ke pikiran bawah sadar dan akan menjadi lensa untuk menafsirkan dunia anda. Ketika bos dan rekan-rekan kerja anda mengatakan anda bodoh dan tidak punya potensi untuk berkembang, dan mereka mengatakan berulang-ulang, dan dari situ anda benar-benar yakin bahwa diri anda memang bodoh dan tidak punya potensi, bagaimana prediksi anda terhadap karier anda sendiri di masa depan? Manusia digerakkan oleh keyakinan-keyakinan. Gerak dan tindakan manusia itulah yang menghasilkan nasib kehidupannya. Hebatnya, Tuhan menyediakan dunia yang memfasilitasi semua keyakinan-keyakinan manusia menjadi wujud. Sudah banyak deretan model manusia sukses yang yang percaya kesuksesan hidup diraih dengan tujuan yang jelas dan fighting spirit tinggi untuk fokus dan konsiten dalam upayanya. Tidak sedikit pula deretan manusia yang telah membuktikan bahwa kesuksesan hidupnya justru diraih dengan ‘air mengalir’ dan ‘tidak ngoyo’. Itulah kekuatan keyakinan.
Dalam menjalani kehidupan, manusia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh berbagai kondisi, ide, gagasan, yang diupayakan jadi keyakinan. Televisi dan billboard menyodorkan keyakinan bahwa produk yang diiklankan adalah baik dan penting untuk anda, oleh karenanya anda perlu segera menyisihkan dana untuk membelinya meskipun dana itu berasal dari pendapatan masa depan yang belum ada di tangan anda. Pemuka agama menanamkan ide untuk diyakini oleh umatnya bahwa jalan yang ia tawarkan adalah jalan yang benar, mulia dan membawa keselamatan. Bahkan ada yang menyodorkan keyakinan dengan menjadi ‘pengantin bom bunuh diri’ maka dirinya langsung ditempatkan di kapling surga.
Tidak usah bicara soal penjual dan pengacara yang pekerjaan kasat matanya adalah menanamkan keyakinan, seluruh pekerjaan dan profesi membutuhkan kemampuan untuk menanamkan keyakinan. Karena keyakinan bersemayam di pikiran bawah sadar, maka dibutuhkan kepiawaian dalam mengkomunikasikan ide ke bawah sadar diri sendiri dan orang lain. Bahkan diri sendiripun butuh dimasukkan keyakinan. Masalahnya adalah apakah keyakinan yang dimasukkan ke bawah sadar adalah keyakinan yang didasari oleh kebenaran hakiki atau fatamorgana.***