Assalamu’alaikum wr.wb
Shahabat saya yang baik. Semoga sapaan salam saya hadir dalam suasana usaha-usaha terbaik yang sedang Anda lakukan untuk menciptakan nasib baik bagi kehidupan Anda. Mudahan, Anda dan saya selalu terbimbing, supaya terus dan terus mengupayakan diri menjadi pribadi-pribadi yang semakin bertambah baik amalnya.

Mengubah nasib dengan kata. Itulah tema yang akan di bahas oleh Bapak Prasetya M Brata, pembicara siaran Provokasi di Smart FM pada event The 2nd Indonesia NLP Confence, 2 April 2011. Saya tidak begitu tau bagaimana persisnya maksud dari tema tersebut. Bahkan mungkin Anda pun bertanya-tanya di dalam hati, seperti saya juga.

Tulisan ini saya tulis, bukan karena sudah ada bisikan bocoran atau kisi-kisi (seperti ujian di sekolah dulu ya, ada kisi-kisinya) dari beliau. Namun, berdasarkan pengalaman yang saya alami, yang tiba-tiba saja muncul di fikiran saya, saat saya duduk di depan simungil Acer untuk menulis.

Tema ”Mengubah Nasib dengan Kata” pun, menjadi pilihan kupasan ide-ide gila di fikiran saya. Berbicara mengenai nasib, tidaklah lepas dengan freewill. Ada yang mengartikan freewill itu sebagai sesuatu yang masih ada wewenang dalam diri kita untuk menentukan mana yang mau kita pilih.

Ini sangat sesuai kalau di lanjutkan dengan penjelasan yang saya dapatkan saat mengikuti training Ummat Terbaik Hidup Berkah, yang diselenggarakan oleh Dinar Coach. Bapak Syamsul Arifin sebagai trainernya menjelaskan, yang namanya Nasib itu terbagi dua.Pertama, nasib yang sudah di tentukan. Kedua, nasib yang masih bisa kita tentukan.Sebagai contoh, nasib yang sudah ditentukan itu seperti kecelakan pesawat, lahir dari ayah ibu siapa, dan dari suku apa. Sementara yang masih bisa kita tentukan, Contoh : Seperti saya sekarang ini, mau menulis ”Mengubah Nasib dengan kata-kata”. Padahal saya masih punya kesempatan dan pilihan untuk menulis tema lain kan? Dan ini sifatnya bukan paksaan atau keharusan. Berbeda dengan nasib yang petama tadi.

Kembali ke tema, ngomong-ngomong mengenai ”Mengubah Nasib Dengan Kata”. Kalau Anda mau tau lebih detil dan lebih rinci, bisa ikuti The 2nd Indonesian NLP Conference, pada 2 April 2011, ikut kelas Pak Prasetya M.Brata. Sementara saya sekarang akan membahas menurut versi saya.

Sebelumnya saya mau mengetahui, siapa diantara Anda pernah mengalami kondisi seperti di bawah ini:

1. Anda Melakukan presentasi / prospecting ke klien / nasabah Anda, ternyata hasilnya, nasabah merespon tidak sesuai dengan harapan Anda. Dan kejadian ini Anda alami berulang-ulang sampai 7 kali.
2. Anda seorang lelaki sedang melakukan PDKT, dengan seorang gadis pujaan hati. Apabila Anda mendengar, melihat apalagi berdekatan dengannya, memunculkan gejolak nan membara pada bagian tertentu di tubuh Anda. Kemudian Anda menyampaikan isi hati Anda kepadanya. Namun, si wanita merespon tidak sebagaimana Anda harapkan. Anda mencoba berulang kali, tapi hasilnya tetap sama. Demikian pula terjadi dengan usaha Anda kepada wanita lain (yang menjadi pujaan hati Anda setelah di tolak oleh pertama, ceritanya cari lain lagi).
3. Anda seorang wanita, telah didatangi oleh 10 orang lelaki yang menyatakan niat serius untuk menikahi Anda. Namun, ditengah perjalanan proses perkenalan antar keluarga dan persiapan lainnya, selalu saja ada kendala yang menyebabkan, niat baik itu tidak terjadi. Hingga sampai sekarang Anda masih tetap sendiri.
4. Anda seorang yang dulu pekerja (employee) sudah memutuskan pensiun dini. Kemudian mulai membuka usaha sendiri. Jenis usaha pertama anda kerjakan ”Bisnis pulsa”. Sayang, hasilnya tidak sesuai harapan Anda. Kemudian anda coba dengan ”Bisnis EO”, pun hasilnya tidak sesuai harapan Anda. Bahkan mencoba berganti dengan jenis usaha lain, hingga sampai sekarang, belum ada hasil sebagaimana Anda harapkan.


Pertanyaan saya, pada contoh kondisi di atas  ;

1. Apakah Anda akan mengatakan kepada diri anda ”Aku memang tidak cocok jadi Sale/penjual, buktinya sudah beberapa kali aku melakukan penawaran/prospect tidak ada yang beli”.
2. Apakah Anda akan berpendapat tentang diri Anda ”Aku memang tidak layak untuk di cintai, memang aku tidak pantas dengan nya, lebih baik aku menjomblo saja”.
3. Apakah Anda akan memutuskan mengenai diri Anda ”Seperti nya aku memang terlahir untuk sendiri selamanya, karena sudah 10 orang lelaki mencoba membangun hubungan, toh hasilnya nihil”.
4. Apakah Anda akan menganggap diri Anda ”Ternyata aku memang tidak bakat dan cocok jadi pedagang (pengusaha), lebih baik aku melamar bekerja kembali. Sudah 4 kali ganti usaha, hasilnya tetap aku rugi”.


Empat contoh gambaran peristiwa di atas, hanyalah sebagian kecil dari banyaknya peristiwa dalam kehidupan ini, yang amat mengasyikkan untuk kita bahas. Namun, cukuplah itu saja dulu untuk menjelaskan ”Mengubah Nasib dengan Kata”. Entah seperti apa kata-kata yang terbingkai dalam fikiran Anda, seandainya perumpamaan di atas, Anda yang mengalaminya. Apakah akan seperti anggapan di atas tadi? Mudah-mudahan saja tidak.

Pada akhirnya, Mengubah Nasib dengan kata adalah keahlian, kesadaran, kejelian, dalammemutuskan memilih dan menyusun kata-kata untuk memaknai, mengartikan dan menyikapi suatu peristiwa dan kejadian yang Anda alami. Sekali lagi, Nasib Anda dan saya, sangatlah tergantung dari keputusan kata-kata yang Kita pilih, gunakan, ambil untuk membingkai suatu kejadian. Karena, hampir keseluruhan tindakan dan perilaku kita, sangat tergantung pada kata-kata yang tersusun dalam fikiran kita. Baik itu disadari atau tidak. Jadi, dengan mengubah kata, kita telah mengubah nasib kita. Dan mengubah nasih adalah dengan menstruktur kata-kata yang tepat pada konteksnya.

Ciganjur, 10 Maret 2011